Anoa (bubalus sp.) adalah mamalia terbesar dan endemik yang hidup di daratan pulau sulawesi dan pulau buton Banyak yang menyebut Anoa sebagai kerbau kerdil. Satwa endemik sulawesi ini mempunyai warna kulit terang hingga kecokelatan seperti kerbau Anoa merupakan hewan yang tergolong fauna peralihan. Anoa merupakan mamalia tergolong dalam famili bovidae yang tersebar hampir di seluruh pulau Sulawesi. Anoa merupakan salah satu satwa endemik yang dilindungi yang menjadi ciri khas pulau sulawesi yang turut mendiami kawasan hutan lindung Kabupaten Luwu Timur.
Ada dua spesies Anoa, yaitu Anoa pegunungan (bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (bubalus epressicornis). Kedua spesies ini awalnya banyak perdebatan mengenai status taksonominya. Namun, penelitian terbaru menggunakan teknik DNA Barcode telah mengungkapkan bahwa kedua jenis Anoa adalah spesies yang berbeda. Kedua jenis ini tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Keduanya juga termasuk jenis yang agresif dan sulit dijinakkan untuk dijadikan hewan ternak (domestikasi). Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan bentuk tanduk dan ukuran tubuh. Anoa gunung relatif lebih kecil, ekor lebih pendek dan lembut, serta memiliki tanduk melingkar. Sementara Anoa dataran rendah lebih besar, ekor panjang, berkaki putih, dan memiliki tanduk kasar dengan penampang segitiga.
Anoa tergolong satwa liar yang langka dan dilindungi undang-undang di Indonesia sejak Tahun 1931 dan dipertegas dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Populasinya mengalami tren penurunan. Penyebabnya, hutan yang merupakan habitatnya dikonversi.
Sumber Tulisan: Ringkasan AI google
Sumber Gambar: https://greatnesia.id/hewan-asli-sulawesi-yang-tidak-ada-di
negara-lain/