Peran Tumbuhan Air dalam Ekosistem Danau Matano dan Towuti

Peran Tumbuhan Air dalam Ekosistem Danau Matano dan Towuti

Penjaga Sunyi Keseimbangan Alam Perairan Luwu Timur

Danau Matano dan Danau Towuti di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, bukan hanya dua danau purba yang menyimpan sejarah geologi luar biasa, tetapi juga rumah bagi keanekaragaman hayati yang unik. Salah satu elemen penting namun kerap terabaikan dalam ekosistem kedua danau ini adalah tumbuhan air atau vegetasi akuatik. Mereka bukan hanya penghias permukaan air, tapi memiliki peran ekologis yang sangat vital.


Apa Itu Tumbuhan Air?

Tumbuhan air atau makrofit akuatik adalah tumbuhan yang hidup di dalam atau di sekitar air. Di Danau Matano dan Towuti, jenis tumbuhan air bisa ditemukan tumbuh mengapung di permukaan, melekat di dasar danau, atau hidup setengah tenggelam di tepi perairan.

Jenis tumbuhan air yang umum di danau ini antara lain:

  • Hydrilla verticillata (tumbuhan air tenggelam)

  • Eichhornia crassipes (eceng gondok)

  • Typha spp. (rumput teki air)

  • Nymphaea spp. (teratai)


Peran Penting Tumbuhan Air dalam Ekosistem Danau

1. Penyaring Alami Air

Akar dan daun tumbuhan air mampu menyerap nutrien berlebih seperti fosfat dan nitrat yang berasal dari limbah atau aliran permukaan tanah. Ini membantu mencegah terjadinya eutrofikasi, yaitu kondisi air terlalu subur yang memicu ledakan alga dan menurunkan kadar oksigen.

2. Penghasil Oksigen dan Penyeimbang Gas

Tumbuhan air melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen terlarut di dalam air. Oksigen ini sangat penting bagi kehidupan ikan dan organisme air lainnya.

3. Habitat dan Tempat Bertelur

Tumbuhan air menyediakan tempat berlindung, berkembang biak, dan bertelur bagi banyak spesies ikan endemik, seperti ikan Butini (Glossogobius matanensis) di Danau Matano dan beberapa spesies udang air tawar.

4. Penahan Erosi dan Pengatur Gelombang

Vegetasi di tepi danau membantu mengurangi dampak erosi dari ombak atau hujan lebat, sekaligus menjaga kestabilan garis pantai dan kualitas air.

5. Mengurangi Suhu Permukaan Air

Tumbuhan terapung seperti teratai dapat menurunkan suhu air dengan memberikan naungan alami dari terik matahari, menjaga stabilitas suhu yang penting bagi spesies sensitif.


Ancaman dan Tantangan

Sayangnya, peran penting tumbuhan air ini mulai terancam oleh:

  • Pencemaran limbah rumah tangga dan pertambangan

  • Masuknya spesies invasif seperti eceng gondok yang tumbuh terlalu cepat

  • Penebangan hutan di sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai)

Jika tidak dikelola dengan baik, keseimbangan ekosistem danau akan terganggu, memengaruhi kualitas air serta kelangsungan hidup flora dan fauna lokal.


Upaya Perlindungan dan Edukasi

Pelestarian vegetasi air perlu melibatkan:

  • Edukasi masyarakat sekitar dan wisatawan mengenai pentingnya tumbuhan air.

  • Pemantauan kualitas air dan pertumbuhan tumbuhan akuatik secara berkala.

  • Pengendalian spesies invasif tanpa merusak flora asli.

  • Menjaga hutan di sekitar danau sebagai sumber air bersih yang berkelanjutan.


 

Tumbuhan air di Danau Matano dan Towuti ibarat “paru-paru hijau air” yang bekerja diam-diam menjaga kehidupan bawah permukaan. Menjaga keberadaan mereka berarti menjaga warisan ekologi dan keajaiban danau purba ini tetap lestari untuk generasi mendatang.

Belulang (Stemonurus celebicus)

Belulang (Stemonurus celebicus)

Stemonurus celebicus adalah salah satu spesies tumbuhan berbentuk pohon dari famili Stemonuraceae. Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah di wilayah Sulawesi. Nama ilmiah Stemonurus celebicus diperkenalkan oleh Theodoric Valeton pada tahun 1898.

Sumber Tulisan: https://plantamor.com/species/profile/stemonurus/celebicus#gsc.tab=0

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia

Dengen Buah Kecil (Dillenia celabica)

Dengen Buah Kecil (Dillenia celabica)

Dillenia celebica adalah salah satu spesies tumbuhan berbentuk pohon dari famili Dilleniaceae (suku simpur-simpuran). Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah di wilayah Sulawesi. Nama ilmiah Dillenia celebica diperkenalkan oleh Ruurd Dirk Hoogland pada tahun 1952.

Buah Dengen, atau dikenal juga dengan nama latin Dillenia serrata, merupakan buah endemik yang tumbuh di Pulau Sulawesi, Indonesia.

Sumber Tulisan: http://www.tropicaltimber.info/specie/resak-vatica-rassak/#lower-content https://plantamor.com/species/profile/vatica/rassak 

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia

Dama Dere (Vatica rassak)

Dama Dere (Vatica rassak)

Vatica rassak adalah salah satu spesies tumbuhan berbentuk pohon dari famili Dipterocarpaceae. Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah dengan rentang sebaran mulai dari Kalimantan hingga Papua. Nama ilmiah Vatica rassak diperkenalkan oleh Pieter Willem Korthals pada tahun 1856.

Pohonnya berukuran sedang hingga cukup besar, tingginya mencapai 40 m dengan batang lurus tanpa cabang yang tingginya mencapai 22 m dan diameternya mencapai 50 cm, pangkalnya beralur, dengan penopang rendah atau tanpa penopang sama sekali. Vatica rassak ditemukan di tepi sungai dan punggung bukit kering hingga ketinggian 500 m.

Sumber Tulisan: http://www.tropicaltimber.info/specie/resak-vatica-rassak/#lower-content https://plantamor.com/species/profile/vatica/rassak 

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia

Kayu Puteh (Teijsmanniodendron spp.)

Kayu Puteh (Teijsmanniodendron spp.)

Teijsmanniodendron simplicioides adalah salah satu spesies tumbuhan berbentuk pohon dari famili Lamiaceae (suku nilam-nilaman). Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah di wilayah Semenanjung Malaysia (Terengganu), utara dan Kalimantan Timur. Nama ilmiah Teijsmanniodendron simplicioides diperkenalkan oleh André Joseph Guillaume Henri Kostermans pada tahun 1962.

Sumber Tulisan: https://plantamor.com/species/profile/teijsmanniodendron/simplicioides#gsc.tab=0

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia

Kaloju Merah (Xanthostemon confertiflorus)

Kaloju Merah (Xanthostemon confertiflorus)

Xanthostemon confertiflorus adalah salah satu spesies tumbuhan berbentuk pohon dari famili Myrtaceae (suku jambu-jambuan). Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah di wilayah Sulawesi. Nama ilmiah Xanthostemon confertiflorus diperkenalkan oleh Elmer Drew Merrill pada tahun 1952.

Sumber Tulisan: https://plantamor.com/species/profile/xanthostemon/confertiflorus#gsc.tab=0

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia