Hantap (Sterculia oblongata R.B)

Hantap (Sterculia oblongata R.B)

Pohon Antap atau Hantap (Sterculia oblongata R.) tumbuhan yang dapat tumbuh di iklim tropis seperti Indonesia. Beberapa nama local seperti di daerah Sunda/Jawa Barat dengan sebutan Binong, Hantap Badak, Hantap Beureum, Hantap Dapung atau Hantap Gede, di Jawa disebut Kalong, Kalongan, Kebek, Ketok, Munung (Burkill 1966), di Sumatera dikenal dengan nama Kalumpang, di Sulawesi disebut Lomes, di Serawak Malaysia dikenal dengan sebutan Biris atau Melabu, di Filipina disebut Malabuho/Bakau/Balinad. 

Tanaman ini bermanfaat untuk herbal disamping kayunya yang bisa tumbuh besar tinggi untuk keperluan industry (korek api, pulp dan kertas dan bangunan (kontruksi, langit-langit, dll) serat dalam kulit untuk pembuatan tali, topi, tas, tikar, dompet dll.

Menurut para pakar yang membidangi tanaman berkhasiat obat, tanaman ini mengandung zat yang namanya senyawa polifenolik dan fenol. Senyawa tersebut terdapat di batang pohon, daun, akar, bunga, buah, pollen dan bijinya. Senyawa ini memiliki atioksidan.

Sumber Tulisan: https://maskusno.wordpress.com/2021/02/02/pohon-antap-hantap-sterculia-oblongata-r-brown/

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia

Anoa (Bubalus quarlesi)

Anoa (Bubalus quarlesi)

Anoa (bubalus sp.) adalah mamalia terbesar dan endemik yang hidup di daratan pulau sulawesi dan pulau buton Banyak yang menyebut Anoa sebagai kerbau kerdil. Satwa endemik sulawesi ini mempunyai warna kulit terang hingga kecokelatan seperti kerbau Anoa merupakan hewan yang tergolong fauna peralihan. Anoa merupakan mamalia tergolong dalam famili bovidae yang tersebar hampir di seluruh pulau Sulawesi. Anoa merupakan salah satu satwa endemik yang dilindungi yang menjadi ciri khas pulau sulawesi yang turut mendiami kawasan hutan lindung Kabupaten Luwu Timur.

Ada dua spesies Anoa, yaitu Anoa pegunungan (bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (bubalus epressicornis). Kedua spesies ini awalnya banyak perdebatan mengenai status taksonominya. Namun, penelitian terbaru menggunakan teknik DNA Barcode telah mengungkapkan bahwa kedua jenis Anoa adalah spesies yang berbeda. Kedua jenis ini tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Keduanya juga termasuk jenis yang agresif dan sulit dijinakkan untuk dijadikan hewan ternak (domestikasi). Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan bentuk tanduk dan ukuran tubuh. Anoa gunung relatif lebih kecil, ekor lebih pendek dan lembut, serta memiliki tanduk melingkar. Sementara Anoa dataran rendah lebih besar, ekor panjang, berkaki putih, dan memiliki tanduk kasar dengan penampang segitiga.

Anoa tergolong satwa liar yang langka dan dilindungi undang-undang di Indonesia sejak Tahun 1931 dan dipertegas dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Populasinya mengalami tren penurunan. Penyebabnya, hutan yang merupakan habitatnya dikonversi.

 

Sumber Tulisan: Ringkasan AI google

Sumber Gambar: https://greatnesia.id/hewan-asli-sulawesi-yang-tidak-ada-di

negara-lain/ 

Kalapi (Kallapia celebica)

Kalapi (Kallapia celebica)

Kalappia celebica adalah salah satu spesies tumbuhan berbentuk pohon dari famili Fabaceae (suku polong-polongan). Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah di wilayah Sulawesi. Nama ilmiah Kalappia celebica diperkenalkan oleh André Joseph Guillaume Henri Kostermans pada tahun 1952.

Nama lokal : Kalapi, terkadang disebut sebagai kalapi hitam, kalapi boba. Habitat alamimasihbisaditemukan di KHDTK Malili dan kawasan hutan Malili. Dapat dijumpai juga di Sulawesi Tenggara. Umumnya dimanfaatkan sebagai mebel, bahan bangunan, konstruksi, dan jembatan oleh masyarakat. Kayunya memiliki kualitas yang baik sehingga memiliki nilai jual yang mahal.

Sumber Tulisan: https://plantamor.com/species/profile/kalappia/celebica#gsc.tab=0 https://makassar.bsilhk.menlhk.go.id/directory/kalappia-celebica-kosterm/ 

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia

 

Mata Kucing (Hopea celebica)

Mata Kucing (Hopea celebica)

Hopea celebica adalah salah satu spesies tumbuhan berbentuk pohon dari famili Dipterocarpaceae. Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah di wilayah Sulawesi. Nama ilmiah Hopea celebica diperkenalkan oleh William Burck pada tahun 1887.

Sumber Tulisan: https://plantamor.com/species/profile/hopea/celebica

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia

Mandula (Garcinia celebica)

Mandula (Garcinia celebica)

Garcinia celebica merupakan tumbuhan berbentuk pohon dari famili Clusiaceae. Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah dengan rentang sebaran mulai dari Assam hingga Papuasia. Di Indonesia tumbuhan ini dikenal dengan nama manggis liar. Nama ilmiah Garcinia celebica diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1754.

Garcinia celebica atau yang biasa disebut Brindleberry adalah tumbuhan tropis berbunga yang anggota suku Clusiaceae (keluarga manggis-manggisan). Tumbuhan ini adalah jenis asli Kepulauan Andaman, Assam, Bangladesh, Kepulauan Bismarck, Borneo, Cambodia, Jawa, Laos, Kepulauan Sunda Kecil, Malaya, Maluku, Myanmar, New Guinea, Kepulauan Nicobar, Filipina, Kepulauan Solomon, Sulawesi, Sumatera, Thailand, Vietnam. 

Pohon ini dapat mencapai tinggi 10 m dan memiliki daun hijau tua yang bersifat leathery. Buahnya berukuran sedang berwarna merah muda hingga kuning cerah. Buahnya tipis serta daging buahnya berwarna kuning. Biji buah ini berukuran kecil dan berbentuk pipih.

Sumber Tulisan: https://plantamor.com/species/profile/garcinia/celebica#gsc.tab=0 https://kebunraya.id/r/purwodadi/plants/brindleberry-yfi0 

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia

Mangga Hutan (Mangifera foetida)

Mangga Hutan (Mangifera foetida)

lah satu spesies tumbuhan berbentuk pohon dari famili Anacardiaceae. Tumbuhan yang dikenal dengan nama ilmiah Mangifera foetida ini berasal dari bioma beriklim tropis basah dengan rentang sebaran mulai dari Indo-China hingga kawasan Malesia barat. Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dikenal dengan sebutan bachang. Nama ilmiah Mangifera foetida diperkenalkan oleh João de Loureiro pada tahun 1790. Ini adalah pohon yang dapat tumbuh hingga tinggi 40 m. Daunnya yang bertangkai spiral memiliki helaian daun yang kaku dan tebal seperti kulit, berbentuk tetes air mata yang sempit, lonjong atau lonjong, berwarna hijau tua, dan berukuran 12–38 x 6–16 cm. Bunganya tumbuh di tunas bunga yang berwarna merah tembaga, dan panjangnya 10–41 cm. Bunganya berwarna merah muda atau merah tua.

Sumber Tulisan: https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/3/0/3012 https://plantamor.com/species/profile/mangifera/foetida#gsc.tab=0 

Sumber Gambar: Arboretum Koleksi Jenis Pohon Lokal dari Areal Konsesi PT. Vale Indonesia