Burung Gereja Erasia (Passer montanus)

Burung Gereja Erasia (Passer montanus)

Spesies umum di Erasia, berkerabat dekat dengan burung-gereja rumah. Berukuran agak kecil, dengan seluruh topi merah karat, pipi hitam-putih, serta corak hitam di tenggorokan. Jantan dan betina mirip. Biasanya ditemukan dalam kelompok kecil, berasosiasi dengan pemukiman manusia di kawasan urban dan pedesaan di sebagian besar wilayah Indonesia, namun cenderung lebih menyukai kawasan alami ketika hidup berdampingan dengan burung-gereja rumah di negara lain. Memakan biji-bijian.

Sumber Tulisan: https://ebird.org/species/eutspa?siteLanguage=in

Sumber Gambar: https://www.instagram.com/weldipurwanto?igsh=MTZnd2dpdWk5b3dvMQ==

Uncal Sulawesi (Macropygia albicapilla)

Uncal Sulawesi (Macropygia albicapilla)

Burung merpati berukuran besar, berekor panjang dan berwarna cokelat, dengan kepala dan tubuh bawah cokelat pucat serta tubuh atas cokelat-merah karat lebih gelap. Jantan memiliki sedikit berpalang atau tidak berpalang sama sekali di bagian dada, dengan bercak tengkuk pucat. Betina berpalang rapat di leher. Sendiri, berpasangan atau dalam kelompok kecil, menghuni berbagai habitat termasuk hutan, tepian hutan, pepohonan dan kebun dari pesisir hingga pegunungan. Lebih besar dibanding uncal paruh-hitam, dengan tubuh bawah lebih pucat serta ekor tanpa palang. 

Sumber Tulisan: https://ebird.org/species/sulcud1?siteLanguage=in

Sumber Gambar: https://www.instagram.com/weldipurwanto?igsh=MTZnd2dpdWk5b3dvMQ==

 

Serindit Sulawesi (Loriculus stigmatus)

Serindit Sulawesi (Loriculus stigmatus)

Paruh bengkok kecil, hijau cemerlang dengan tenggorokan, ekor, tunggir, dan bercak bahu merah, mantel kekuningan, serta paruh kehitaman. Jantan bermata pucat dengan dahi merah yang tidak ditemukan pada betina. Tenggorokan dan bahu kekuningan pada remaja. Dijumpai sendiri atau berpasangan di lapisan atas daerah berpepohonan dan hutan pada dataran rendah dan perbukitan. Berbeda dengan serindit paruh-merah yang lebih kecil dari paruhnya yang gelap, bercak kuning di punggung, dan dahi merah (pada jantan) 

sangat umum ditemukan diseluruh daratan rendah TN Lore Lindu, Menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, tepi hutan lahan budidaya yang pohonnya jarangan dan semak, hutan mangrove dan perkebunan kelapa. di Jumpai dari permukaan laut sampai ketinggian 1000m, secara lokal sampai ketinggian 1640m. (sulawesi selatan).

Sumber Tulisan: https://ebird.org/species/suhpar1?siteLanguage=in https://komiu.id/serindit-sulawesi/

Sumber Gambar: https://www.instagram.com/weldipurwanto?igsh=MTZnd2dpdWk5b3dvMQ==

Alap-alap Sulawesi (Accipiter griseiceps)

Alap-alap Sulawesi (Accipiter griseiceps)

Elang berkepala abu-abu, bermata pucat, berpunggung cokelat dengan garis di tengah tenggorokan, garis tebal pada tubuh bawah yang putih, dan paha bergaris. Memperlihatkan bawah sayap keputihan dengan tanda gelap yang tersebar di bagian belakang dan ujungnya, serta ekor yang bergaris. Remaja berkepala cokelat dengan pola merah bata pada bagian bawah. Ditemukan di hutan dan mangrove, dari dataran rendah hingga pegunungan di Sulawesi. Kepala abu-abu dan garis tenggorokan tengah membuat dewasa tampak berbeda. Remaja memperlihatkan garis-garis hingga paha, berbeda dengan elang-alap nipon dan elang-alap cina remaja, dan sayap bawah yang nyaris tak berpola, tidak seperti elang-alap nipon. 

Sumber Tulisan: https://ebird.org/species/sulgos1?siteLanguage=in

Sumber Gambar: https://www.instagram.com/weldipurwanto?igsh=MTZnd2dpdWk5b3dvMQ==

Pelanduk Sulawesi (Accipiter griseiceps)

Pelanduk Sulawesi (Accipiter griseiceps)

Burung penyanyi berukuran kecil, gemuk, berkaki panjang dan tidak mencolok, berwarna cokelat dengan tubuh bawah lebih pucat yang bervariasi dari keputihan hingga kuning tua di berbagai wilayah sebaran yang berbeda. Ditemukan sendiri atau berpasangan, sering di dekat tanah, di naungan hutan dataran rendah dan kaki perbukitan serta tepian hutan. Terbatas di Pulau Sulawesi serta kepulauan Togean dan Buton, menjadi satu-satunya pelanduk di wilayah tersebut. Kaki panjang, penampakan keseluruhan polos, serta kebiasaan beraktivitas dekat tanah membuatnya mudah dikenali di wilayah sebarannya yang terbatas. 

Sumber Tulisan: https://ebird.org/species/sulbab1?siteLanguage=in

Sumber Gambar: https://www.instagram.com/weldipurwanto?igsh=MTZnd2dpdWk5b3dvMQ==

Kareo Padi (Amaurornis phoenicurus)

Kareo Padi (Amaurornis phoenicurus)

Kareo Padi atau “Amaurornis phoenicurus” ialah spesies burung yang masuk dalam famili “Rallidae”.
Biasanya burung ini dapat ditemukan di rerumputan rawa, sawah, hutan bakau, parit-parit di tepi jalan, dan tentunya di lahan-lahan yang berbau basah serta berair.

Karena lahan basah serta berair yang sering ditempati, maka burung ini dimasukkan dalam kategori “water bird” yakni burung yang mempunyai habitat di tempat berair.

Dikutip dari akun medsos TNGC, burung ini belum ini berhasil diabadikan oleh petugas TNGC  di satu sudut wisata alam tirta gunung Ciremai di Kuningan,.

Tubuh burung Kareo Padi dapat mencapai 20 centimeter (cm) dengan panjang 15 cm. Bentuk tubuhnya ramping dengan ekor pendek.

Sedangkan paruh serta kakinya mempunyai ukuran lumayan panjang. Bulunya berwarna coklat keabu-abuan tua, tetapi muka, tenggorongkan, serta dadanya didominasi warna putih yang mencolok.

Sumber Tulisan: https://kuninganmass.com/kenali-kareo-padi-yuk-salah-satu-burung-yang-dilindungi/

Sumber Gambar: https://www.instagram.com/weldipurwanto?igsh=MTZnd2dpdWk5b3dvMQ==